jurnal internasional
Judul
jurnal : Participatory Ergonomics Case
Study: Coal Handling Train Crew Operations
(studi kasus ergonomi partisipatif :
Melatih kru operasi dalam perawatan batu
bara)
Tahun
: 2013
Penulis
: Danellie Lynas dan Robin Burgess-Limerick
Minerals Industry Safety and Health Centre,
The University of Queensland
Link
: http://www.ergonomics.org.au/resource_library/journal.aspx
Pendekatan
partisipatif terhadap ergonomi berkembang dari Jepang, Eropa Utara, dan Amerika
Utara. Partisipatif ergonomi telah digambarkan sebagai keterlibatan orang dalam
merencanakan dan mengendalikan jumlah yang signifikan dari kegiatan kerja yang
mereka lakukan, dengan pengetahuan dan kekuatan yang cukup maka pekerja
dianggap dapat mempengaruhi proses dan hasil agar mencapai tujuan yang
diinginkan. Sebenarnya tidak ada penjelasan yang detail mengenai ergonomi
partisipatif, namun lebih konteks terhadap kemampuan adaptasi antara kebutuhan
akan tempat kerja dan pekerja itu sendiri. Ergonomi partisipatif telah
memberikan manfaat yaitu meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan pekerja,
mengurangi tingkat cedera muskuloskeletal, meningkatkan komunikasi dalam tim
dan pengontrolannya, serta pada bidang teknologi dan pengorganisasian. Ergonomi
partisipatif telah diujicobakan yaitu pada bidang pembuatan mobil, pengolahan
daging, media cetak, perawatan kesehatan, kontruksi, dan pertambangan.
Bagian
terpenting untuk keberhasilan intervensi ergonomi yaitu pada komitmen manajemen
dan penyediaan sumber daya, pemahaman akan konsep dan teknis ergonomis sehingga
dapat melakukan pengembangan pada prosesnya dan serta dapat dikendalikan. Peran
ergonomis adalah untuk memulai dan membimbing prosesnya dengan cara memberikan
pelatihan, alat dan kepiawaiannya sehingga dapat menilai kemungkinan resiko
secara akurat, serta memfasilitasi dalam pengembangan potensi pengontrolan oleh
peserta. Pengelolaan resiko secara manual adalah proses yang dilakukan secara
berulang untuk menilai apakah tindakan tersebut berjalan dengan efektif, dan
apakah ada resiko baru dalam proses tersebut. Hal tersebut membutuhkan
pencatatan, dari mengidentifikasi, penilaian resiko, saran pengukuran kontrol
dan implementasinya, serta penilaian ulang untuk memastikan keefektifan
penerapannya. Idelannya pencatatan ditulis dalam format yang dapat dibagi dalam
berbagai divisi/organisasi, karena melibatkan seluruh pekerjanya maupun
supervisor. Partisipatif ergonomi dapat terkena dampak negatif apabila
kurangnya dukungan manajemen maupun tempat kerjanya, waktu dan sumber daya yang
tidak mencukupi, kurangnya dalam pemahaman ergonomis dan terjadi
restrukturisasi organisasi.
Jurnal
ini menjelaskan dari penelitian yang dilakukan pada dua proyek pengiriman batu
bara, dengan tujuan untuk menilai resiko cidera di tempat kerja dan untuk
mengidentifikasi pengendalian potensi pekerja. Kegiatan yang dilakukan pada
proyek tersebut bervariasi, namun lebih difokuskan pada penilaian pada
pengapilkasiaan dan pelepasan rem tangan, penyambungan dan pelepasan selang
rem, mengangkat dan membawa tas, pemberat dan jalan akses pada jalur kereta,
akses dan jalan keluar dari gerbong lokomotif, dan penyediaan gerbong
lokomotif.
Metode
Statistik
cedera
Statistiknya
ditinjau sebelum pelatihan untuk mendapat pemahaman tentang sifat dan mekanisme
cedara dan statistik ini menampilkan gabungan dari dua proyek tersebut.
Pelatihan
ergonomi partisipatif
Pelatihan
ini memberi informasi tentang perancangan intervensi untuk memenuhi kebutuhan
organisasi, tentang bagaimana mengidentiifikasi bahaya dan mekanisme cedera
yang terkait, cara melakukan penlilaian resiko tugas sehingga dapat menilai
tingkat keparahan bahaya tempat kerja, serta strategi umum untuk menghilangkan
atau mengendalikan dalam identifikasi resiko cedera secara manual. Pelatihan
diberikan untuk memberikan solusi yang dapat digunakan untuk operator yang
berpengalaman maupun pemula, ditambah lagi dengan pengembangan laporan agar
lebih terstruktur dengan menguraikan langkah-langkah pengendalian yang di
rekomendasikan dan kemungkinan prosedur pelaksanannya.
Penilaian
resiko
Penilaian
pada saat operasi di jalur pengangkutan batu bara dengan cara mengamati dan
menganalisis yang dianggap memiiki potensi resiko yang tinggi. Analisis dan evaluasi resiko dilalkukan
dengan menggunakaan alat penilaian sesuai tabel 1. Setiap tugas dievaluasi
untuk keduanya risiko cedera akut dan risiko cedera kumulatif.
Hasil
Statistik
cedera
Hasil
statistik pada 12 bulan sebelumnya sesuai dengan tabel 2 dibawah ini.
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa cedera yang paling sering
terjadi yaitu sebesar 40% dikarenakan tergerlincir atau jatuh saat bekerja, 10%
untuk cedera yang dikarenakan pekerjaan menanjak atau mendaki, pekerjaan
mengangkat, pekerjaan mengemudi, dan pekerjaan yang berkaitan dengan rem
tangan, serta 20% cedera yang terjadi dikarenakan pekerjaan selain dari yang
telah disebutkan.
Hasil
statistik ini di dasarkan dari jumlah kecelakaan kerja dan hal tersebut bisa
terjadi karena aktivitas pemeliharaan yang tidak rutin terhadap tempat kerja.
Tergelincir, tersandung dan terjatuh merupakan hal yang paling tinggi dalam
menyebabkan cedera. Maka dari itu dapat diurutkan prioritas dalam perbaikan
kerja yaitu pengapilkasiaan dan
pelepasan rem tangan, penyambungan dan pelepasan selang rem, mengangkat dan
membawa tas, pemberat dan jalan akses pada jalur kereta, akses dan jalan keluar
dari gerbong lokomotif, dan penyediaan gerbong lokomotif.
Pelatihan
ergonomi partisipatif
Penyusunan
pelatihan diperlukan untuk memaksimalkan kehadiran pekerja dan meminimalkan
gangguan kerja yang berlalu untuk pekerja pemula maupun yang berpengalaman,
mengakomodasikan perubahan dalam pekerjaan yang dijadwalkan secara fleksibel
dan untuk mengatasi perbedaan budaya kerja. Kedua proyek sama-sama memiliki
pekerja inti yang berpengalaman dan juga merekrut pekerja baru dari berbagai
latar belakang keterampilan.
Dalam
pengendalian potensial, yang dilakukan pertama yaitu mengidentifikasi pekerjaan
yang dianggap bahaya pada setiap lokasi, lalu menerapkan teknik untuk menghapus
atau mengurangi bahaya. Atas dasar itu, terlihat jelas perbedaan budaya kerja
yang diterapkan pada kedua proyek tersebut. Dimana hal itu tidak mungkin
dihilangkan dan panduan pelatihan difokuskan pada manajemen proses pengadaan
untuk kedepannya.
Tugas
beresiko
Tugas
1 : pengapilkasiaan dan pelepasan rem tangan
Pekerjaan
ini membutuhkan tubuh yang kuat berotot dengan posisi postur kaku seperti pada
gambar diatas. Pekerjaan itu biasanya dilakukan saat kereta transit atau saat
terjadi kerusakan. Rem tangan biasanya terletak di gerbong awal atau akhir
kereta dan jumlahnya tergantung kebijakan perusahaan. Waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan
pekerjaan ini sekitar 30-50 menit. Pekerjaan ini dilakukan dengan cara
mengayunkan rem tangan, dimana membutuhkan tuas rem yang gerakaannya mendorong
tajam dari pergelangan tangan. Terkadang, mekanisme rem tangan tersebut macet
sehingga memaksa pekerja untuk melakukan posisi leher dan bahu yang kaku dan
bagian tubuh lainnya memberikan keseimbangan dan dapat melepas rem sepenuhnya.
Berdasarkan
gambar diatas dapat diketahui bahwa resiko cedera akut yang tinggi pada bahu
atas, resiko cedera kumultaif sedang pada bahu atas, cukup beresiko kumulatif
maupun akut pada punggung dan resiko rendah pada kaki. Pengurangan kegiatan
yang bisa dilakukan yaitu saat pekerjaan rem pegas, serta beberapa pilihan yang
bisa dilakukan yakni relokasi poros ke bagian bawah gerbong, mengurangi
penyocokan yang melibatkan penggunaan jumlah gaya yang sama, penggunaan rantai stainless
steel untuk mencegah karatan. Bidang administratif yaitu memelihara tempat
kejra, konsistensi dalam kebijakan perusahaan pada jumlah rem, dan menyediakan
alat pelindung diri.
Tugas
2 : penyambungan dan pelepasan selang rem
Pekerjaan
ini membutuhkan variasi teknik dalam mengerjakannya, sehingga terlihat perbedaan
waktu pengerjaan yang dilakukan oleh pekerja berpengalaman dan pekerja baru.
Waktu pengerjaannya juga berpengaruh dengan posisi pekerja dalam melakukannya,
biasanya yang membutuhkan waktu lebih lama maka posisi postur tubuh kaku. Saat
pelepasan selang rem, pekerja pada berposisi jongkok antar gerbong untuk
menggapai selangnya dan juga teknik yang bervariasi di terapak antara pekerja
yang berpengalaman dengan pemula.
Gambar
diatas menunjukkan resiko tinggi cedera
akut dan kumulatif di bagian atas bahu, resiko sedang cedera akut dan kumulatif
pada area tubuh lainnya. Tindakan pengendalian yang bisa di lakukan dari
pelatigan yaitu penghilangan pekerjaan pembiaran kereta dalam pemisahan kabel,
lalu pengontrolan teknik saat mengubah posisi selalang sehingga banyak bagian
selang yang bisa lebih mudah diakses, pembuatan selang fleksibel, menggunakan
alat untuk menahan dan mengurangi posisi tubuh yang kaku, merancang segel untuk
kabel rem agar debu tetap padam, serta memindahkan stopcock ke sampaing. Pada
bidang administratis yaitu meningkatan pelatihan kompetensi individu,
memperbarui strategi perawatan, menyelesaikan tugas pada malam hari atau
lingkungan yang sulit dilakukan dengan mempekerjakan 2 operator, melakukan
negoisasi dengan pemilik jalur untuk pemeliharaan jalur yang lebih baik,
penggunaan alat pelindung diri.
Tugas
3 : mengangkat dan membawa tas
Pekerjaan
ini dilakukan pekerja saat membawa tas berisi barang pribadi mereka yang
membutuhkan posisi badan yang kaku, mengangkat bahu atas dan ketidakstabilan
tubuh bagian bawah seperti pada gambar diatas. Dimesin dan berat dari tas
bervariasi, namun perusahaan sebenarnya telah memberikan ransel standar tetapi
para pekerja tidak menggunakannya karena tidak ada peraturan yang terkait.
Pekerja berdiri di permukaan yang tidak rata sambil melewati tas di atas kepala
mereka dan memberikannya kepada pekerja lain yang berdiri diatas gerbong.
Akibatnya, pergelangan kaki sangat rentan mengalami cedera.
Berdasarkan
gambar diatas menunjukkan resiko tinggi cedera akut pada bahu atas dan resiko
cedera kumulatif sedang untuk bagian tubuh lainnya. Tindakan pengendalian yang
bisa dilakukan adalah mendesain sistem katrol kabel bermoto, lift platform hidrolik
yang diakses dari belakang gerbong, medesain tangga lipat, mendesain rak bagasi
di luar bagasi. Bagian administratif bisa mempertimbangkan SOP penggunaan tas
dan melacak pemeliharaan serta perubahannya.
Tugas
4 : pemberat dan jalan akses pada jalur kereta
Tugas
ini dikerjakan dalam berbagai lokasi dan kondisi lingkungan, kesulitannya yaitu
pekerja harus memahami mengenai pemeliharaannya. Kondisi stres mungkin timbul
karena pekerjaan ini membutuhkan keseimbangan tubuh yang berdiri di atas
permukaan yang tidak rata seperti gambar diatas. Cedera yang timbul pada
pergelangan kaki akibat berkurangnya keseimbangan saat berdiri pada pemberat.
Berdasarkan
gambar diatas, resiko cedera akut pada bahu dan resiko rendah cedera pada
bagian bawah tubuh. Namun, oenilaian diatas tidak memberikan pertimbangan
lingkungan kerja dimana tugas dilakukan hanya pada lingkungan yang tidak merata
dan bergeser. Tindakan pengendalian yang bisa dilakukan yaitu perlu tambahan
pemahaman individu dalam pemeliharan pada tugas yang bersangkutan, mendesain
alat yang ringan dan sesuai dengan tugas. Bagian administratif yang bisa
dilakukan yaitu pemeliharaan jalur dan jalan akses yang bisa digunakan secara
aman dan meningkatkannya, menyediakan sabut untuk membawa botol air serta
perlatan lainnya, menyediakan alas kaki yang sesuai, dan menyediakan pakaian
yang sesuai untuk lingkungan.
Tugas
5 : akses dan jalan keluar dari gerbong lokomotif
Akses
lokomotif dan jalan keluar adalah melalui tangga vertikal yang terletak di
bagian belakang lokomoitf dan sempit sehingga mengharuskan pekerja untuk
berjalan selangkah demi selangkah. Untuk keluar, pekerja menghadap belakang dan
memerhatikan langkahnya seperti pada gambar diatas. Setelah turun, pekerja
sampai ke permukaan yang tidak merata (tergantung pada lingkungan kerjanya).
Berdasarkan
gambar diatas, resiko cedera akit pada bahu, resiko cedera rendah pada tubuh
bagian bawah (dioengaruhi oleh tangga dan lingkungan sekitarnya), dan resiko
cedera kumulatif sedang pada tubuh bagian belakang. Tindakan yang perlu
dilakukan yaitu tindakan pengendalian untuk mengurangi kemungkinan cedera,
merancangan ulang tangga gerbong lokomotif, memasang lampu LED di bawah tangga,
memasang pegangan tangan pada tangga. Bidang administratif yang bisa dilakukan
yaitu meningkatkan jumlah akses jalan pada gerbong lokomotif dan pemeliharan
pemberat.
Tugas
6 : penyediaan gerbong lokomotif
Tugas
ini sebenarnya jarang dilakukan tapi tetap dibutuhkan dan bervariasi seperti
gambar diatas. Tugas ini dilakukan secara manuak dan membutuhkan postur tubuh
kaku untuk mengubungkan selang bahan bakar, selama pengisian bahan bakar itu
sendiri, dan saat memulai kompresor untuk memperkuat polong pasir. Line A memiliki
kendaraan yang dilengkapi mesin untuk dioperasikan dalam menyediakan akses
pekerja ke tempat pengisian bahan bakar tanpa usaha manual. Line B membutuhkan
postur tubuh lebih besar dengan prosedur yang memiliki variasai pergerakan
secara berulang-ulang, sedangkan Line A memiliki pergerakan yang lebih dinamis
dan bervariasi.
Berdasarkan
gambar diatas, resiko tinggi cedera akut pada punggung dan resiko sedang pada
bahu dan lengan, serta resiko kumulatif sedang untuk semua area. Tingkat
kebisingan dan kebersihan juga mempengaruhi dari akibat yang ditimbulkan dari
tugas ini. Tindakan yang bisa dilakukan yaitu mempertimbangkan selang bahan
bakar yang lebih ringan, pengamplasan pipa gas,selang pasir, dan menyediakan
polong tambahan. Membuat tekanan udara drum dengan selang reel untuk
mengeluarkan minyak dan untuk meningkatkan aksesbilitas, mendesain ulang jalur
akses untuk minyak yang dikirim ke kompresor. Bidang administratif yaitu dengan
menyediakan staf tambahan untuk shift malam pada lokomotif jarak jauh.
Pembahasan
dan Kesimpulan
Penelitian
ini difokuskan pada tugas dimana organisasi memiliki kesempatan terbesar untuk
mengimplementasikan tindakan pengendalian dan pengurangan cedera secara
efektif. Pekerja juga butuh keyakinan manajemen unyuk mendukung maju dan
menunjukkan komitmen terhadap pengurangan cedera. Pelatihan dibutuhkan untuk
mengidentifikasi cedara resiko, menilai tingkat resiko, menafsirkan hasil
penilaian dan menerjemahkan untuk dijadikan kontrol secara efektif. Selain itu,
disediakan forum diskusi untuk mengembangkan tindak pengendalian.
Implementasi
program ergonomi partisiparif adalah sebuah metode berbasis bukti efektif untuk
mengurangi reskio cedera terkait dengan tugas manual. Dengan melibatkan
pekerja, dapat menghasilkan pilihan pengendalian yang efektif. Terjemahan dari
pengetahuan ini menjadi strategi implementasi yang efektif dan kemauan untuk
mengambil tindakan yang tepat untuk menunjukkan komitmen dalam megurangi resiko
cedera.
Komentar
Posting Komentar